Gubernur Khofifah Kukuhkan Dewan Pendidikan Jatim Periode 2022-2026



Jatim Newsroom - Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Minggu (17/4/2022) mengukuhkan 13 anggota Dewan Pendidikan Jatim periode 2022-2026 di Gedung Negara Grahadi Surabaya. Anggota Dewan Pendidikan Jatim tersebut merupakan hasil seleksi dari 50 peserta yang berlangsung sejak akhir Desember 2021. Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menyampaikan, alumni SMA atau SMK di Jatim yang masuk perguruan tinggi baru mencapai 33%, artinya dengan data tersebut perlu adanya penguatan basic teori yang cukup agar mereka bisa bersaing di dunia kerja. Menurutnya, kompetensi siswa SMK di Jatim sudah hampir setara dengan lulusan S1, tetapi kemampuan teorinya lemah. "Dewan Pendidikan diharapkan bisa memberikan rekomendasi atas hal yang demikian,"pesannya. Saat ini, peluang dan kesempatan untuk mendapatkan beasiswa S1cukup besar dan sangat terbuka. Diantaranya dari program BAZNAS serta bupati dan walikota. Namun minat dari siswa SMA dan SMK ternyata lebih banyak memilih dunia kerja. "Perlu adanya fightting spirit untuk memotivasi mereka agar kesempatan beasiswa itu bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kompetensi mereka," katanya. Peran Dewan Pendidikan adalah sebagai mitra strategis Pemprov khususnya Dinas Pendidikan Jatim dalam merumuskan kebijakan-kebijakan di bidang pendidikan. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Wahid Wahyudi usai pengukuhan Dewan Pendidikan Jawa Timur. “Tanggung jawab pemerintah provinsi adalah SMA SMK SLB. Tentu yang menjadi tanggung jawab kita bukan hanya meluluskan saja, tetapi mengantarkan setelah lulus ini siswa ke mana. Yang kita harapkan adalah yang bekerja di perusahaan misalnya, bisa bekerja secara profesional, yang mau berwirausaha punya bekal pengetahuan kewirausahaan, yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi memiliki bekal akademik yang memungkinkan,” ujar Wahid. Wahid yang juga menjabat sebagai Pj Sekdaprov Jatim ini mengaku, saat ini sedang menggalakkan program vokasi. Menurutnya vokasi ada pada SMK, kemudian untuk SMA ada double track yang bekerjasama dengan ITS. “Kami juga meminta semua SMA di Jawa Timur untuk memberikan pembelajaran vokasi, termasuk SLB,” katanya. Diharapkan setelah lulus sekolah menengah, siswa sudah mampu berpenghasilan. bahkan sekarang ini, lanjut Wahid sudah banyak siswa kelas 2 siswa kelas 3 SMK yang berpenghasilan rutin. “Alangkah hebatnya apabila lulus SMA, SMK dan SLB memiliki kompetensi keahlian tertentu. Kemudian berpenghasilan rutin yang mampu membiayai dirinya sendiri, termasuk mampu membiayai sekolahnya. Sehingga sekarang ini ada tren lulusan-lulusan SMK banyak yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Itu harapan kita, yang akan kami lakukan bersama Dewan Pendidikan,” jelasnya. Ketua Dewan Pendidikan Jatim, Warsono mengatakan, pihaknya akan menjalankan amanah dari Gubernur Jatim yang berkaitan dengan bangsa. Ada empat hal amanah tersebut yang meliputi kemampuan berpikir, lalu motivasi anak-anak untuk melanjutkan studi. “Ada juga tentang Badan Layanan Umum Daerah, dan juga program SMK yang menjadi ikonnya Jatim. Program ini segera kita mulai, dan kami kan melakukan rapat koordinasi untuk menyusun program,” katanya. (jal/hjr)



< Back To List News